Ari Anshori memberikan presentasinya di The 9th International Conference on Strategic and Global Studies 2025. (Set Official Ari Anshori)
Ari Anshori: Indonesia Potensial Menjadi Kekuatan Ekonomi Halal Global : Ari Anshori memberikan presentasinya di The 9th International Conference on Strategic and Global Studies 2025. (Set Official Ari Anshori)
Ari Anshori memberikan presentasinya di The 9th International Conference on Strategic and Global Studies 2025. (Set Official Ari Anshori)

Ari Anshori: Indonesia Potensial Menjadi Kekuatan Ekonomi Halal Global

Mewakili UMS, Ari Anshori hadir dalam The 9th International Conference on Strategic and Global Studies 2025.


KITAKYUSHU, Fukuoka | Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk muncul sebagai kekuatan ekonomi halal global yang besar. Indonesia dengan lebih dari 230 juta penduduk Muslim berada di garda terdepan pasar halal global. Nilai transaksinya begitu mengesankan, yaitu US$2,3 triliun pada tahun 2023.

Konsumsi halal domestik Indonesia diproyeksikan mencapai angka yang mencengangkan, yaitu US$281,6 miliar pada tahun 2025. Pengeluaran konsumen untuk makanan halal mencapai US$146,5 miliar pada tahun 2022. Bukti besarnya permintaan domestik.

Selain makanan, potensi yang signifikan juga terdapat pada kosmetik, farmasi, dan pariwisata, yang menciptakan pasar halal begitu dinamis dan ekspansif.

Hal itu disampaikan akademisi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Ari Anshori, dalam The 9th International Conference on Strategic and Global Studies 2025 atau ICSGS, di Kyushu International University, Kitakyushu, Fukuoka, Jepang, Sabtu (19/7/2025).

Dewan Syariah Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut hadir mewakili UMS. Presentasinya berjudul ‘The Indonesian Halal Industry: A Global Leader’. Presentasi didasarkan pada paper berjudul ‘Unlocking Indonesia’s Halal Potential: Policy, Certification, and International Alignment’ hasil risetnya bersama Mutohharun Jinan dan Alwy Ahmed Mohamed.

“Ambisi Indonesia untuk menjadi pusat halal global tidaklah terjamin, tetapi dapat dicapai. Syaratnya, reformasi, integrasi ekosistem, serta posisi strategis dan sistematis yang dilakukan,” terang Pak Ari, begitu ia akrab disapa.

Melalui sintesis riset dan tinjauan kebijakan terkini, ia dan rekannya telah mengkaji industri halal Indonesia dari berbagai sudut pandang, termasuk kerangka regulasi, pertumbuhan sektoral, sistem sertifikasi, perilaku konsumen, dan posisi internasional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Namun demikian, potensinya tetap menjanjikan. Kemajuan kelembagaan mencakup pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) serta penerapan sertifikasi halal yang diwajibkan mulai tampak pengaruhnya.

Menurutnya, kapasitas Indonesia untuk memperluas infrastruktur halal secara efisien terhambat oleh tumpang tindih regulasi, prosedur yang tidak efektif, dan tata kelola yang terfragmentasi. Meskipun industri makanan dan minuman cukup berkembang, industri lain, terutama pariwisata halal, perbankan syariah, dan farmasi halal, masih dalam tahap awal.

Di tingkat konsumen, meningkatnya kesadaran halal, terutama di kalangan penduduk perkotaan dan kalangan muda, menunjukkan permintaan domestik yang kuat terhadap produk bersertifikat. Sementara, kurangnya pengakuan internasional atas sertifikasi BPJPH, ditambah terbatasnya keselarasan dengan standar global, membatasi daya saing Indonesia.

Akses untuk Usaha Kecil

Lebih lanjut, Ari menuturkan bahwa sertifikasi halal meningkatkan kepercayaan konsumen dan membuka akses pasar baru, terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Sertifikasi bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global.

“Inisiatif ini mendorong inovasi dalam rantai pasok dan logistik halal yang secara signifikan meningkatkan daya saing nasional Indonesia dalam perdagangan halal global. Indonesia telah membangun kerangka hukum yang kuat, serta mendukung ekosistem halal yang berkembang pesat dan menjamin integritas produk,” ucapnya.

Tidak lupa, sambungnya, kolaborasi antara badan pemerintah seperti BPJPH dan otoritas keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) sangatlah penting bagi keberkelanjutan.

“Negara ini siap tumbuh signifikan dengan memanfaatkan kepemimpinannya dalam ekonomi halal global,” pungkas Ari Anshori.

The 9th International Conference on Strategic and Global Studies 2025 berlangsung selama dua hari, 19-20 Juli 2025. Berbagai isu global dihadirkan oleh narasumber kompeten.

Tahun ini, ICSGS mengusung tema ‘Development Transition and Social Change in Japan And Asia: Building Sustainability, Innovation, and Global Partnerships for A Thriving Future’. ICSGS merupakan inisiatif bersama antara School of Strategic and Global Studies, Universitas Indonesia (SSGS UI), dan Kyushu International University.

Editor: Astama Izqi Winata


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik