

Palagan Open Taekwondo, Boyolali Menangkan 22 Emas 27 Perak
/ Surakartan
Boyolali diwakili Dojang Nhizomora Gladagsari-Ampel, Dojang AK 47 Andong, dan Dojang Fast Kick Singkil-Karanggeneng.
BERGAS, Semarang | Taekwondo Boyolali kembali menorehkan prestasi fantastis. Pada Kejuaraan Palagan Open Taekwondo yang digelar di GOR Wujil Pandanaran, Bergas, Kabupaten Semarang, pada Jumat (31/5/2024) hingga Sabtu (1/6/2024), dengan partisipan lebih dari seribu atlet, Boyolali memenangkan 22 medali emas dan 27 medali perak.
Tiga dojang mewakili Boyolali pada kejuaraan tingkat provinsi dengan peserta dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut. Dojang Nhizomora Gladagsari-Ampel, Dojang AK 47 Andong, dan Dojang Fast Kick Singkil-Karanggeneng. Para atlet bertanding pada dua kategori, kyorugi (fighting) dan poomsae (jurus), serta terbagi dalam sejumlah kelas. Dukungan dari para pelatih dan anggota keluarga atlet yang memenuhi empat tribun semakin membuat kompetisi semakin meriah.
Para peraih medali emas dari Dojang AK-47, yakni Fayyadh Ahza Wahyu Ardian (Under 34 Pre-Cadet C Putra), Ardiona Salsa Teryajaya (Under 25 Pre-Cadet C Putri), Hening Arundati (Under 41 Pre-Cadet Putri), Kevin Ahnaf Afrizal (Under 41 Cadet Putra).
Selain itu, Ailsya Calista Sugianto (Under 37 Cadet Putri), Hari Wijayanti (Under 46 Junior Putri), Shopiawati (Under 44 Junior Putri), Lawu Badra Priyono (Under 51 Junior Putra), Rahmania Nur Aslami (Pomsae Individu Junior Putri), Rozaq Ali Mubarok (Under 54 Senior Putra).
Tak hanya memenangi medali emas, taekwondoin Dojang AK-47 juga menyabet enam medali perak. Mereka adalah Afia Trisna Calista Sugiyanto (Under 16 Pre-Cadet A Putri), Aqeela Calista Sugiyanto (Pomsae Individu Pre-Cadet Putri), Gracee Aswalia Winangun (Under 41 Cadet Putri), Satrio Surya Prabowo (Under 55 Junior Putra), Alifah Anis (Under 42 Junior Putri), dan Rima Ni’matul Uyun (Pomsae Individu Junior Putri)
Sementara penyumbang medali emas dari Dojang Fast Kick adalah Keisha Salsabila Az-Zahra (Under 24 Pre-Cadet C Putri) dan Keyla Cesa Putri Maharani (Under 37 Pre-Cadet C Putri). Peraih medali perak, yaitu Hauzan Arya Trystan (Under 33 Cadet Putra), Arham Ibnu Abyan (Under 26 Pre-Cadet C Putra), Keisha Salsabila Az-Zahra (Pre-Cadet C. U24 Pi), dan Keyla Cesa Putri Maharani (Under 37 Pre-Cadet C Putri).
Sepuluh atlet asal Dojang Nhizomora peraih emas, yakni Al Rayyan Danish Satria (Under 22 Pre-Cadet B Putra), Arico Vardhana (Under 61 Pre-Cadet C Putra), Azalea Alifa Nuraisha (Under 26 Pre-Cadet B Putri), Chelsea Henrisha Akbar (Under 51 Junior Putra), Esly Elsya Sabila (Under 49 Cadet Putri), Fadhila Surpita (Under 49 Junior Putri), Fahri Razan Abqori (Under 41 Cadet Putra), Nadzira Karimatun Nafisah (Under 28 Pre-Cadet C Putri), Rafael Satria Erlangga (Under 26 Pre-Cadet C Putra), dan Yaseer Al Kautsar (Under 34 Pre-Cadet C Putra).
Sejumlah 17 atlet Nhizomora yang meraih perak, yaitu Aliya Wardatun Nisa (Under 49 Cadet Putri), Almaisila Ratu Handayani (Under 28 Pre-Cadet C Putri), Alvian Putra Geasnuri (Under 53 Cadet Putra), Anya Cantika Lahardo (Under 63 Junior Putri), Aron Barussi Anunung Hanindito (Under 34 Pre-Cadet C Putra), Aufa Irfan Aldino (Under 45 Cadet Putra), Barra Fawwaz Ari Abrisam (Under 65 Cadet Putra).
Selanjutnya, Cinta Bella (Under 45 Cadet Putri), Elizabeth Key Azarenka Wibowo (Under 61 Cadet Putri), Ivena Fata Nirmala Wikan (Under 41 Cadet Putri), Ivena Faya Nirmala Wikan (Under 45 Cadet Putri), Muhammad Zaki Surya Asahi (Under 33 Cadet Putra), Nindy Adista Febriana (Under 45 Cadet Putri), Olivia Zahra (Under 49 Cadet Putri), Primadani Sania Putri (Under 53 Cadet Putri), Zahwa Yanda Rizqiya (Under 41 Cadet Putri), Nevan Fabian Ardhani (Poomsae Individu Cadet Putra).
Empat Dekade
Diinisiasi pada pertengahan dekade 1980-an, organisasi taekwondo di Kabupaten Boyolali telah berusia empat dekade. Kerja keras dan perjuangan itu termaktub dalam buku berjudul Living Warrior: Perjalanan Empat Dekade Taekwondo Boyolali (Pandiva: 2023). Bermula dari titik nol, ketika itu, Kota Susu belum berlimpah akses, baik informasi maupun fasilitas.
Tekad yang bulat, sosok para panutan yang penuh integritas, manajemen organisasi yang mumpuni, dan kompetisi yang cukup, berpadu padan dengan dukungan Pemerintah Kabupaten, apresiasi para tokoh, dan sinergi berbagai pihak, pada akhirnya bermuara pada prestasi yang membanggakan dan kualifikasi atlet bertaraf nasional. Taekwondo Boyolali tercatat meraih medali emas pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIV di Jakarta tahun 1996.
Organisasi taekwondo Boyolali pun semakin dikenal. Dojang-dojang dibangun bahkan hingga tingkat pedukuhan. Partisipasi pada berbagai kompetisi meyakinkan para atlet dapat menjadi juara dunia. Di sisi lain, pengembangan organisasi mendapatkan tantangan yang tak mudah. Kian hari, dinamika persoalan, baik internal maupun eksternal, tidak lagi sesederhana masa-masa sebelumnya.
Tiap tahap perjalanan Taekwondo Boyolali tentu saja bagian dari sejarah Kabupaten Boyolali. Sumbangsihnya tak dapat diukur hanya secara material. Taekwondo pada kenyataannya bukan hanya cabang olagraga. Taekwondo sarat dengan nilai-nilai kepejuangan dan kekesatriaan yang penting bagi pembentukan karakter generasi penerus Boyolali. Generasi yang bermanfaat bagi orang lain. Generasi kesatria yang hidup. Living Warrior.
Editor: Rahma Frida