Kesenian wayang menjadi sarana dakwah efektif Walisongo. (UMJ)
Wajah Seni Profetik Identik dengan Wajah Seni Islam : Kesenian wayang menjadi sarana dakwah efektif Walisongo. (UMJ)
Kesenian wayang menjadi sarana dakwah efektif Walisongo. (UMJ)

Wajah Seni Profetik Identik dengan Wajah Seni Islam

Wawan Kardiyanto
Akademisi ISI Surakarta

Bicara tentang seni, kita akan terkoneksi dengan estetika, keindahan yang tak bisa tergambarkan dengan apa pun. Namun, Ridwan Pinat dalam artikelnya berjudul 'Men of Ideas', sebuah resensi yang terinspirasi dari judul buku Brian Magee tahun 1982 berjudul Men of Ideas, Some Creators of Contemporary Philosophy yang diterbitkan di Oxford, mengkritisi berbagai kandungan buku tersebut yang membahas tentang seni. Menurutnya, seni itu ada yang bagus dan yang buruk, tetapi ia membenarkan bahwa lebih banyak seni yang buruk dibanding yang bagus. 

Ironisnya, realitas menampilkan sebagian orang banyak juga yang menyukai seni buruk. Hal demikian rupanya telah dibahas juga oleh Plato, yang meyakini bahwa seni bersumber dari fantasi pribadi seseorang, terkadang merupakan perayaan terhadap hal-hal tanpa nilai atau merupakan bentuk penyelewengan. 

Di sisi lain, muncul suatu tanggapan dari pemikir Bryan Magee dalam bukunya yang mempertanyakan apakah kritik hanya berlaku untuk seni yang buruk. Tanggapan lainnya juga datang dari Irish Murdoch yang menyatakan bahwa penikmat seni bisa saja menggunakan hasil seni untuk melayani tujuannya. Namun, seni yang baik biasanya menangkal berbagai tujuan yang mengarah pada keburukan. 

Pembahasan seni lebih mendalam mengundang para pemikir untuk mengkajinya. Seni yang lumrah disandingkan dengan keindahan menyebabkan perspektif seseorang terkoneksi dengan berbagai keindahan dan estetika. Dalam keterhubungannya dengan agama Islam. Agama yang mengajarkan tentang keindahan dan saling mencintai. Dalam suatu Hadits HR Imam Muslim dalam kitabnya Al-Imran karya Ibnu Taimiyah "Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan." Hadis yang menyatakan bahwa sesungguhnya Allah menyukai keindahan dan Allah adalah dzat Maha Indah. Islam mengajarkan seni dengan keindahan, baik dalam perilaku budayanya dan lainnya. 

Seni merupakan suatu hal yang paling dekat dengan manusia. Ia merupakan hasil dari budaya dan kebebasan berekspresi. Kesenian terus berkembang seiring berkembangnya zaman. Keterkaitannya dengan Islam, tergambar dalam eksistensi keduanya bagi kehidupan manusia.

Islam merupakan agama yang berisi tentang aturan kehidupan manusia, dan tidak melarang segala bentuk karya seni yang melahirkan kedamaian pikiran, melatih sensitivitas perasaan manusia, dan mengasah kelembutan yang tergambar dari perilaku diri mereka. 

Puncak estetika atau hasil seni yang terbaik adalah keindahan Tuhan. Hal itu banyak pula disebut oleh filsuf kuno Yunani. Bahkan Aristoteles pun juga menyepakati bahwa keindahan merupakan suatu hal yang menyenangkan. Ada banyak pandangan yang beragam dalam memahami tentang keindahan, buah pikiran, moral, dan adat kebudayaan. Keindahan perilaku dan pemikiran menghasilkan suatu moral yang bernilai positif. Namun, dalam pandangan lainnya ada pula yang melihat seni itu dalam keindahan hasil karya seperti lukisan, lantunan musik, keindahan kata-kata, kaligrafi, dan banyak lainnya. 

Seni Islam dan Cerminan Keindahannya 

Dalam surat Al-Hijr ayat 16, Allah berfirman, "Sungguh, Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandangnya." Kemudian dalam Surat al-Saffat ayat 6 yang berbunyi, "Sesungguhnya, Kami telah menghiasi langit dunia dengan hiasan berupa bintang-bintang." Kedua ayat tersebut menggambarkan tentang ciptaan Allah yang merupakan keindahan. Seluruh alam dan ciptaan Tuhan adalah karya seni yang tiada duanya. Keindahan yang menenangkan hati, menjadi sumber inspirasi. 

Pemikiran Seyyed Hossein Nasr terhadap pendekatan seni Islam terlihat cukup relevan, menurutnya seni Islam mengandung nilai etika yang bisa direnungi melalui berbagai kegiatan spiritual. Meskipun memang banyak pemikiran yang mendefinisikan tentang kesenian melalui karya dan sesuatu yang indah. Namun, dalam seni Islam sendiri, memiliki karakteristik berbeda dalam pandangan Seyyed. 

Seni Islam dipandang dari adanya spiritualitas Islam dan manifestasi keesaan Allah. Dimensi spiritual atau manifestasi keesaan Allah merupakan cerminan bagi kehidupan manusia ada yang dalam bentuk ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan. Dimensi spiritual mengandung nilai-nilai Islam, melahirkan cinta dan kedamaian. Ragam perspektif tentang seni, Seyyed memberi pemahaman bahwa karya seni Islam itu dihasilkan oleh umat Islam dan harus mengandung nilai-nilai ajaran agama. Karakteristik seni Islam biasanya bersifat lokal (di komunitas Islam) dan biasa menyesuaikan dengan ajaran Islam. Itu terlihat dari berbagai praktik, nilai-nilai dan produk kesenian Islam.

Cerminan seni Islam itu sendiri bisa mencakup berbagai contoh praktik. Seiring perkembangan zaman, peradaban manusia mulai mengalami kemajuan, begitu juga karya seni semakin beragam dan kompleks sesuai dimensi peradabannya. Era modern melahirkan corak seni yang berbeda, karena sejalan dengan transformasi budaya. 

Namun, bagi para seniman, kesenian memiliki ruang yang berharga. Pengekspresian yang berbeda sesuai dengan konteks dan inspirasi yang ada. Seni yang identik dengan keindahan memang memiliki nilai keunikan yang hanya bisa dinikmati secara individual. Konsep kesenian lahir dari keindahan Tuhan. (Mawardi, 2013) Dengan kata lain, Seni Islam juga selaras dengan seni profetik dengan karakteristiknya yang lebih universal. 

Konsep kesenian profetik sendiri juga banyak dibahas oleh berbagai para pemikir Islam, salah satunya seperti Sidi Gazalba yang memandang bahwa seni memiliki nilai universal, tentang baik, benar, dan indah. Sedangkan menurut Kuntowijoyo, seni profetik bersifat membumi dan general, bisa diakui oleh semuanya, memiliki nilai transendensi, humanisasi, dan liberasi. (Kardiyanto, 2011) Seni profetik merupakan ejawantah dari nilai-nilai Islam yang beradaptasi dengan perubahan budaya. Muncul dalam bentuk sastra, musik, teater kontemporer, dan lainnya. Yang terpenting adalah bagaimana para seniman tersebut menyampaikan ekspresi jiwa melalui karya sehingga menjadi produk kesenian yang bernilai. 

Ada banyak beberapa contoh sikap dalam ekspresi seni Islam: Pertama, penghormatan terhadap Al-Qur'an. Salah satu contohnya seperti seni kaligrafi Arab yang merupakan salah satu bentuk seni profetik yang paling dikenal dalam Islam. Seni kaligrafi menyiratkan penghormatan terhadap teks Al-Qur'an dengan cara yang indah dan kreatif, menghadirkan ayat-ayat suci dalam bentuk visual yang mempesona. Terlihat begitu indah dengan tingkat keunikan dari setiap lekukannya. Setiap goresan tinta dan kurva huruf mencerminkan penghormatan terhadap kata-kata Tuhan Yang Maha Esa. 

Kedua, mencerminkan nilai-nilai Islam. Dalam hal ini seni profetik sering kali mencerminkan nilai-nilai Islam dalam bentuk perilaku kesederhanaan, kesucian, dan ketakwaan. Dalam seni arsitektur, seni rupa, dan seni kerajinan tangan. Semua elemen-elemen ini tercermin melalui desain yang bersih, geometri yang simetris, dan penggunaan motif-motif islami. Sikap yang sederhana akan membuat banyak orang merasa nyaman berkomunikasi dan berinteraksi. Ini sama halnya menampilkan wajah Islam dari perilaku yang bersumber dari nilai-nilai al Qur'an.

Ketiga, menggambarkan kehidupan Nabi Muhammad. Seni profetik biasanya juga menggambarkan tentang kehidupan, perbuatan, dan ajaran dari Nabi Muhammad SAW. Karya seni yang mengilustrasikan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi, termasuk kasih sayang, keadilan, amanah atau integritas, berperilaku santun, sabar, dan peduli terhadap sesama makhluk Tuhan. 

Keempat, pentingnya kedamaian dan harmoni. Seni profetik sering menggambarkan elemen-elemen alam, bunga, dan tanaman yang mencerminkan keindahan ciptaan Tuhan. Hal ini menggarisbawahi pentingnya kedamaian, harmoni, dan keseimbangan dalam ajaran Islam, serta mengingatkan umat Islam agar senantiasa bersyukur atas karunia Tuhan. Menjalin keindahan dengan moralitas yang baik dan saling berupaya dalam kebahagiaan dan menciptakan hubungan yang harmoni. Kebahagiaan akan datang secara perlahan. 

Kelima, inspirasi dari karya seni tradisional. Dalam hal ini, seni profetik juga dipahami dalam bentuk warisan seni tradisional dari berbagai budaya Islam di seluruh dunia. Karya seni ini memperkaya pemahaman kita tentang keragaman dan pluralitas dalam Islam, serta mendemonstrasikan keberagaman seni yang berasal dari berbagai tradisi lokal. Menjalin hubungan baik dengan sesama umat manusia tanpa mengkultuskan agama dan kebenarannya. Islam akan dikenal dengan baik jika umat Islam mencerminkan keindahan moral. 

Seni Profetik dalam Islam 

Seniman profetik biasanya memiliki kecenderungan lebih terbuka, mencerminkan nilai-nilai universal, memiliki relevansi dan makna yang selaras dengan konteks budaya, memberikan ketenangan pikiran dan menjelajahi aspek-aspek kehidupan manusia serta mengekspresikannya dalam bentuk karya dengan makna lebih mendalam. Konsep seni profetik dalam kajian Kardiyanto, dipahami sebagai wacana dan media untuk mengabdi kepada Tuhan (hablu minallah), mengabdi kepada kemanusiaan (hablu minannas) mampu membatasi para seniman dari hal-hal yang bisa merusak moral. (Kardiyanto. 2019) 

Seniman juga perlu mawas diri dalam menciptakan karyanya agar tujuan mulianya dapat tercapai. Tidak hanya mengejar eksistensi dan popularitas, melainkan tulus ikhlas berkarya sekaligus mensyi’arkan kearifan universal. Ini tidak jauh berbeda dari karakter seorang Nabi, membawa misi kebenaran. Karakter seorang seniman tentang kebenaran merupakan cita-cita perubahan dan semangat revolusioner. Tujuan utamanya adalah bagaimana nilai–nilai universal membumi atau

menjadi nilai-nilai seni profetik dan diletakkan sebagai dasar kreativitas seni profetik yang dihasilkan. 

Membahas lebih mendalam tentang seni profetik dalam Islam, dalam benak kita akan terkoneksi pertanyaan seperti apa saja hasil atau produknya. Bentuk seni yang kemudian menghasilkan produk yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Menjadi corak keindahan agama dengan menggunakan simbol-simbol agama Islam yang terinspirasi dari nilai-nilai al Quran dan Hadis. Seni Islam yang merupakan bagian dari kesenian profetik, bisa dilihat dalam berbagai hal. 

Pertama, berbentuk tulisan kaligrafi. Kaligrafi merupakan seni menulis indah dari menggunakan huruf arab atau menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an yang di dalamnya berisi tentang pesan-pesan keagamaan. Kaligrafi Arab sering kali dianggap sebagai bentuk seni profetik karena menghormati dan memperindah teks suci Islam. 

Kedua, seni arsitektur, seperti bangunan masjid dan banguna lainnya yang termasuk bagian dari struktur keagamaan dalam seni arsitektur Islam sering mencerminkan seni profetik. Masjid-masjid besar dan istana-istana yang indah di seluruh dunia Islam menunjukkan keindahan dan kompleksitas seni dalam arsitektur Islam. 

Ketiga, lukisan dan patung. Beberapa seniman dari kalangan muslim menciptakan lukisan atau patung dengan menggambarkan para figur baik dalam bentuk gambar tulisan maupun patung. Mencakup pula karya peristiwa-peristiwa dari sejarah Islam. Namun, seni ini dapat bervariasi tergantung pada interpretasi dan pandangan yang berbeda. 

Keempat, seni khat (Seni Tulisan Tangan). Seni tulisan tangan yang berciri khas Islam mencakup berbagai gaya tulisan bahasa Arab yang indah. Seni khat sering digunakan untuk mendekorasi Al-Qur'an, masjid, dan benda-benda atau produk kesenian lainnya. 

Kelima, seni musik dan tari. Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama Islam tentang musik dan tari, beberapa bentuk seni musik dan tari di dunia Islam dianggap sebagai bentuk kesenian profetik yang diwarisi dari tradisi-tradisi Islam klasik. 

Berbagai ekspresi kesenian melahirkan produk yang memiliki nilai istimewa. Di sini kita bisa melihat bagaimana Islam mendorong kreativitas umat muslim untuk berkarya dan bebas mentransformasi ide-ide menjadi karya seni yang bernilai.

Menilik sejarah, kesenian memiliki tempat yang berharga, bahwa melalui kesenian Islam tersebar sebagaimana yang dilakukan oleh Wali Songo di pulau Jawa. 

Melihat wajah Islam melalui aspek kesenian profetik merupakan cara efektif menambah wawasan dengan sudut pandang yang beragam. Islam dan seni menampilkan identitas tentang estetika melalui berbagai bentuk sebagai produk kesenian. Nilai spiritualitas adalah cerminan agama dan ilmu, membentuk keindahan, kearifan, kebaikan, kenyamanan, dan kebenaran sebagaimana misi kenabian. 

Seni menyuarakan nilai-nilai Ketuhanan mensyiarkan nilai-nilai keindahan dalam agama sebagai bentuk dakwah. Dalam penjelasan ini, seni Islam cenderung terbatas dengan hal-hal yang selaras dengan agama. Berbeda dengan seni profetik, meski memiliki karakteristik yang selaras dengan seni Islam, tetapi seni profetik sendiri memiliki corak universal atau membumi. 

Daftar Pustaka

Wawan Kardianto. 2011. 'Konsep Kesenian Profetik dan Implementasinya dalam Pendidikan Islam'. Jurnal Seni Budaya, 9 (1). 

Wawan Kardiyanto. 2019. 'Seniman Pewaris Nabi, Perspektif Kesenian Profetik dalam Seni Pertunjukan Teater Aliran Realis'. Lakon, Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang, XVI (1). 

Kholid Mawardi. 2013. 'Seni sebagai Ekspresi Profetik'. Ibda' Jurnal Kebudayaan Islam, 11 (2). ISSN: 1693 - 6736.

Editor: Herlina


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik