

Padu Padan Ekonomi Kerakyatan dan Generasi Emas dalam Program MBG
/ Opini
Ada aspek edukasi, ekonomi, serta orientasi Generasi Emas yang tertanam dalam program MBG.
Andik Waluyo
Alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta
Koordinator Muhammadiyah Grobogan Program MBG
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Grobogan
Program Makan Bergizi Gratis, jamak disebut MBG, menjadi program mercusuar sekaligus populis pemerintahan Prabowo-Gibran. Diluncurkan sejak 6 Januari 2025, program ini ditargetkan akan menjangkau 26 provinsi dengan sasaran 92,78 juta anak dan ibu hamil menyusui sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Tujuan dari MBG di antaranya pemenuhan gizi rakyat Indonesia, terkhusus ibu hamil dan anak-anak sampai SMA. Selain itu, program tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi akademik serta kesejahteraan petani dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berdasarkan data statistik tahun 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa semestinya Angka Kecukupan Gizi (AKG) penduduk Indonesia rata-rata 2100 kalori per hari per orang. Data menunjukkan per November 2024, AKG kita masih kurang, yakni sekitar 2.051 kalori.
Hal itu disebabkan karena konsumsi kalori masyarakat kita yang masih bergantung pada nasi, sementara sumber kalori lain dari tumbuh-tumbuhan maupun makanan lain masih kurang. Di sisi lain, kita juga lebih banyak makan makanan dan minuman cepat saji yang secara gizi dan kalori masih kurang dan cenderung berbahaya bagi tubuh.
Makan Bergizi Gratis bukan sekadar program yang bersifat bantuan atau subsidi dari pemerintah. Perlu dipahami bersama, program ini tak lain bagian dari cara negara mengedukasi masyarakat tentang pentingnya makan makanan bergizi dan yang memenuhi kebutuhan zat-zat penting bagi tubuh kita.
Dengan MBG, masyarakat, khususnya anak-anak, dapat mengenali macam-macam makanan yang penting bagi tubuh mereka. Edukasi lebih dini dapat tertanam dalam pikiran mereka tentang pentingnya makanan yang dibutuhkan bagi tubuh serta efeknya bagi kesehatan tubuh dan otak.
Makan Bergizi Gratis juga mendidik anak-anak kita untuk menghargai makanan. Makanan yang lahir dari rahim petani lokal kita secara khusus dapat membawa anak-anak kita untuk menghargai jasa para petani dengan menghabiskan makanan yang mereka makan.
Anak-anak dapat pula belajar tentang rasa syukur lebih jauh. Dengan program MBG, anak-anak dapat mensyukuri karunia Tuhan yang dianugerahkan melalui kekayaan alam yang diberikan-Nya melalui makanan yang dimakan. Kebersamaan, saling merasakan satu nasib, sama rasa, dan sama rata menjadi bagian yang tak kalah penting dari manfaat program MBG melalui makan bersama.
Ekonomi Rakyat Bergerak
Kini, di kota-kota maupun desa di seluruh Indonesia, sedang berjalan progres pembangunan Dapur MBG. Sebagai bagian penting penopang program MBG, posisi Dapur MBG sangat penting dan urgen dibutuhkan. Keberadaan dapur MBG ini menjadi tempat bersinergi antara pemerintah pusat dengan daerah. Sinergi tersebut dapat meningkatkan rasa gotong royong dalam masyarakat kita.
Pembangunan Dapur MBG mampu merekatkan komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam suksesi pembangunan bangsa. Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat turut serta terjun dan membantu dalam suksesi program MBG. Melalui Pimpinan Daerah di setiap wilayah di seluruh Indonesia, Muhammadiyah telah membangun Dapur MBG dan turut menyukseskan program ini.
Apabila dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) maka pembangunan Dapur MBG dapat menopang ekonomi kerakyatan. Dari sudut pandang tenaga kerja misalnya, pembangunan Dapur MBG dapat menciptakan peluang kerja di tengah melemahnya ekonomi yang lesu sekarang. Tenaga kerja dari proses pembangunan setiap Dapur MBG bisa mencapai 20 hingga 30 orang, dikalikan kebutuhan dapur ini di setiap kabupaten. Di Grobogan, Muhammadiyah mendirikan 8 Dapur MBG.
Dari sisi tenaga dapur yang akan beroperasi setelah dapur jadi, setidaknya dibutuhkan 47 orang per dapur sehingga menyerap tenaga kerja sekitar 400 orang tenaga kerja. Dengan begitu, MBG dapat meningkatkan penghasilan tenaga kerja dan menghidupkan UMKM yang menjadi supplier MBG.
Menjemput Generasi Emas
Program MBG dirancang untuk memenuhi kebutuhan fundamental anak-anak kita, yakni gizi dan makanan mereka. Dengan pemenuhan gizi anak-anak kita, pemerintah berharap dapat memutus mata rantai gizi buruk yang sekarang masih membayangi. Dengan memutus gizi buruk yang ada, pemerintah telah berkontribusi menekan angka kematian yang ditimbulkannya.
Kita tentu mafhum bahwa program MBG juga diperuntukkan bagi ibu menyusui dan ibu hamil. MBG tentu akan menopang dan membawa manfaat yang cukup dalam penyiapan anak-anak yang cerdas dan sehat. Dengan pemenuhan gizi yang baik dari ibu serta anaknya, kita telah menyiapkan generasi yang kuat dan sehat. Kesehatan dan pemenuhan gizi menjadi modal penting untuk masa depan anak-anak kita.
Tantangan program MBG memang tidak mudah. Selain perlunya dukungan masyarakat, program tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kita berharap program efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah berhasil, sehingga keberadaan dana dan keberlangsungan program MBG dapat berjalan dengan lancar.
Harapan dari masyarakat tidak lain adalah keberhasilan program MBG membawa dampak baik kepada semua pihak, seperti penyerapan tenaga kerja, edukasi tentang pentingnya gizi makanan bagi tubuh anak-anak kita, serta anak-anak kita yang sehat dan berkualitas sebagai aset berharga.
Editor: Astama Izqi Winata