Komisioner KPU Sukoharjo, Murwedhy Tanomo, dalam sosialisasi Pilkada 2024 untuk pemilih pemula. (KPU Sukoharjo)
Murwedhy Tanomo: Pemilih Pemula Adalah Kunci : Komisioner KPU Sukoharjo, Murwedhy Tanomo, dalam sosialisasi Pilkada 2024 untuk pemilih pemula. (KPU Sukoharjo)
Komisioner KPU Sukoharjo, Murwedhy Tanomo, dalam sosialisasi Pilkada 2024 untuk pemilih pemula. (KPU Sukoharjo)

Murwedhy Tanomo: Pemilih Pemula Adalah Kunci

/ Surakartan

Partisipasi pemilih pemula dapat menjadi kunci keberhasilan kontestasi kepemimpinan daerah.


MOJOLABAN, Sukoharjo | Partisipasi pemilih pemula pada perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sukoharjo 2024 sangatlah penting. Karena, di tangan merekalah masa depan negeri ini ditumpukan. Antusiasme pemilih pemula untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Sukoharjo menjadi kunci perubahan kehidupan yang lebih baik.

Pernyataan tersebut disampaikan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukoharjo, Murwedhy Tanomo, saat digelar sosialisasi Pilkada di SMA Negeri 1 Mojolaban, Senin (10/6/2024).

“Apa jadinya Pilkada Sukoharjo 2024 nanti tanpa partisipasi aktif para pemilih pemula? Selain jumlahnya yang besar, awareness mereka untuk turut berkepentingan menyukseskan Pilkada adalah investasi strategis kita pada kepemimpinan daerah bahkan nasional di masa mendatang,” ujar Wendy, begitu ia biasa disapa, usai acara.

Komisioner KPU Kabuputen Sukoharjo Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM tersebut menekankan pentingnya kesadaran berpolitik sedini mungkin agar setiap momentum kontestasi politik dapat melahirkan kepemimpinan berkualitas.

Kojur (celaka—red) kita ini kalau anak-anak muda sudah tidak tertarik politik. Lha kepada siapa lagi kita berharap masa depan Sukoharjo, kalau bukan kepada mereka?” ucapnya.

Terlebih, para pemilih pemula tahun 2024 terhitung masuk dalam barisan Generasi Z.  Dari 204.807.222 pemilih, sejumlah 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85 persen adalah Gen Z. Apabila jumlah para pemilih dari kalangan Gen Z digabung dengan kalangan generasi sebelumnya, yakni Milenial, sebanyak 66.822.389 atau 33,6 persen, totalnya mencapai 56,45 persen.

“Jadi, peran sekolah sangatlah penting. Peran para guru pun begitu. Dukungan orang tua untuk mendampingi dan memberi pemahaman kepada anak-anaknya juga tak kalah penting. Semua itu dapat bermuara pada kesadaran politik para pemilih pemula dengan datang ke TPS dan memilih Bupati-Wakil Bupati Sukoharjo,” terang Wendy.

Kelebihan Informasi

Salah satu gaya hidup Gen Z, terutama para pemilih pemula, yang perlu mendapat perhatian, yakni konsumsi pemberitaan. Dengan masifnya praktik digital dan perangkat informasi yang mendukung, dimungkinkan terjadinya berbagai penyalahgunaan.

“Tapi jangan lupa. Anak-anak kita ini berbeda dengan generasi kita. Mereka ini, sedikit-sedikit HP. Sedikit-sedikit gadget. Sedikit-sedikit media sosial. Mereka juga haus informasi dan berupaya mencarinya sendiri. Celah ini yang rentan terhadap penyalahgunaan. Sekolah dan orang tua berperan besar sebagai filter gelombang disinformasi,” kata alumnus Universitas Veteran Sukoharjo tersebut.

Ia mencontohkan, kampanye hitam atau kampanye negatif sebelum Pilkada, bisa jadi muncul. Gerakan masif praktik itu biasanya di media sosial dengan sasaran utama Gen Z. Dengan pemahaman konsumsi informasi yang tepat, para pemilih pemula dapat tetap steril dan fokus pada kontestasi Kepala Daerah yang berkualitas.

Dalam agenda sosialisasi kali ini, para siswa tampak bersemangat. Mereka melemparkan beberapa pertanyaan seputar wewenang KPU, vote proxy, dan usia minimal pemilih untuk bisa mencoblos.

Editor: Rahma Frida


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik