Prof Daniel Mohammad Rosyid mengunjungi Galangan Kapal Kayu Albaola di Spanyol. (ITS)
Daniel Mohammad Rosyid, Pakar Perkapalan Nasional Putra Klaten : Prof Daniel Mohammad Rosyid mengunjungi Galangan Kapal Kayu Albaola di Spanyol. (ITS)
Prof Daniel Mohammad Rosyid mengunjungi Galangan Kapal Kayu Albaola di Spanyol. (ITS)

Daniel Mohammad Rosyid, Pakar Perkapalan Nasional Putra Klaten

Lingkup kemaritiman menjadi minat utama Prof Daniel, bersamaan dengan pendidikan dan kepemimpinan.


SUKOLILO, Surabaya | Jagat kemaritiman nasional tentu tak asing dengan nama Daniel Mohammad Rosyid. Guru Besar Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut sungguh mendedikasikan diri pada pembangunan kemaritiman Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa Prof Daniel, begitu ia biasa disapa, adalah putra kelahiran Klaten?

“Rumah nenek saya, persis di seberang jalan Masjid Mlinjon,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Bagi Anda yang belum hapal sudut-sudut menarik Kota Klaten, Masjid Mlinjon berada di Jalan Bayangkara, Mlinjon, Tonggalan, Klaten Tengah. Lokasinya tak jauh dari kompleks utama Pemerintah Kabupaten Klaten. Namun, lantaran tidak pada jalur utama para pelancong, Mlinjon tampak tersembunyi, seakan terselip pada deretan bangunan-bangunan khas kolonial Belanda yang masih eksis.

Lahir pada 2 Juli 1961, ayah Prof Daniel bernama Mr. Ibrahim Ibnu Djamhuri. Profesinya, pengacara. Ia alumnus Universitas Gajah Mada. Sementara sang ibu, Sri Kartini, mengabdi sebagai guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) Semarang.  

“Saya hanya sebentar di Klaten. Saat berumur tiga tahun, keluarga saya pindah ke Semarang. Saat liburan Ramadhan, saya sering berlibur ke Mlinjon. Biasanya, saya bermain di masjid dan sendang masjid serta sekitar masjid, termasuk pasar Mlinjon,” tutur laki-laki yang semasa kecil akrab dipanggil ‘Gandung’ itu.

Terinspirasi sosok Presiden Ketiga Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, usai mengenyam pendidikan di SD Institut Indonesia, SMPN 2 Semarang, dan SMAN I-II Semarang, Daniel lantas kuliah di Fakultas Teknik Perkapalan ITS Surabaya.

Lulus kuliah, ia bekerja sebagai Inspektur Mutu Lambung Baja pada Departemen Pengendalian Mutu, Divisi Kapal Perang, PT PAL Indonesia. Teknisnya, turut terlibat dalam pembangunan kapal-kapal perang jenis FPB 57, FPB 28, dan kapal-kapal tunda kelas 3500 HP.

Sekira dua tahun bekerja untuk PT PAL Indonesia, Daniel mengabdi sebagai dosen di almamaternya. Setelahnya, ia berkesempatan mengambil studi lanjut untuk program M.Phil leading to Ph.D di Departement of Marine Technology, the University of Newcastle upon Tyne, Inggris. Pulang ke Tanah Air, Daniel berperan besar melahirkan program doktor teknologi kelautan mandiri yang pertama di Indonesia. Ia didapuk pula sebagai Pembantu Rektor IV ITS.

Dedikasi Bahari

Kiprah lain Daniel sangatlah banyak, di antaranya Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Surabaya, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur, anggota Dewan Pakar Provinsi Jawa Timur, Komisi Tetap Kebijakan Publik pada Kepengurusan Kadinda Jawa Timur, Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Tim Ahli Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur, Member of the Royal Institution of Naval Architects (MRINA), Sekretaris Jendral Konsorsium Kemitraan Bahari Regional Centre Jawa Timur, dan masih banyak lagi.

Ia aktif mengembangkan minat di bidang Small Craft Technology (teknologi kapal kecil), rancangan kapal kayu layar bermotor untuk perikanan, kapal penumpang cepat berkapasitas 70 penumpang dari jenis Long and Narrow Trimaran untuk mengatasi alienasi pulau-pulau terpencil, dan pelatihan pembuatan perahu.

“Saudara-saudara saya masih banyak yang tinggal di Mlinjon. Belum lama saya juga berkunjung ke sana,” tutupnya.

Editor: Rahma Frida


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik